TUGAS SEMINAR
ETIKA DALAM TEORI TRADISONALISME
ETIKA DALAM TEORI TRADISONALISME
A.
PENGERTIAN TRADISONALISME
Tradisionalisme berasal dari kata
Latin, tradere yang artinya menyerahkan, memberikan, meninggalkan atau
dalam bahasa sederhana kebiasaan. Dari kata ini terbentuk kata benda traditio
yang berarti penyerahan, pemberian, peninggalan, warisan tradisi. Kata traditio
inilah yang menjadi asal istilah tradisionalisme.
Tradisionalisme adalah ajaran yang
mementingkan tradisi yang diterima dari generasi-generasi sebelumnya sebagai
pegangan hidup.
B.
SUMBER TRADISIONALISME
Tradisionalisme
bersumber Kepada :
Tradisi Kultural
Tradisi dapat berasal dari praktek
hidup yang sudah berjalan lama Seperti
petuah, nasihat, pepatah.
Tradisi keagamaan
berasal dari keyakinan keagamaan yang
berpangkal pada wahyu.Seperti norma dan prinsip, dalam perilaku,seperti cara
hidup, bergaul, bekerja, dan berbuat, serta dalam pandangan dan sikap hidup
secara keseluruhan.
C.
Konsep Tradisi :
Dari konsep tradisi akan lahir
istilah tradisional
Merupakan sikap mental dalam merespon
berbagai persoalan dalam masyarakat. Didalamnya terkandung metodologi atau cara
berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai
dan norma yang belaku dalam masyarakat. Dengan kata lain setiap tindakan dalam
menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.
Contoh :
Seseorang akan merasa yakin bahwa
suatu tindakannyaadalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil
keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan
merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh
masyarakat bila ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakatnya. Disamping itu berdasarkan pengalaman (kebiasaan)nya dia akan
tahu persis mana yang menguntungkan dan mana yang tidak. Di manapun
masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan seseorang bertitik tolak pada
tradisi masyarakatnya.
D.
Faktor Yang Melunturkan Nilai-nilai Etika Tradisional
1.
TEKNOLOGI
a)
EFEK POSITIVE
Dengan adanya internet seseorang
dipermudah dalam melakukan aktivitas ataupun dalam menjalankan bisnisnya.
Contoh :
Dengan adaya koneksi internet saat
ini, seorang dosen dapat mengupload materi ajarnya di internet, entah di situs
penyimpanan online ataupun di blog pribadi guru tersebut, sehingga para
mahasiswa dapat mengakses materi kuliah tersebuit di manapun dan kapanpun
mereka inginkan, asal ada koneksi internet, tentunya.
Dengan Adanya HP Seseorang tidak
perlu datang langsung untuk memesan Barang Atau Lainya
Dengann Adanya Facebook kita bisa
langsung berinteraksi dengan siapapun walaupun dengan jarak yang jauh.
b) EFEK NEGATIVE
Hilang Rasa Saling Mengenal (Kita
jarang bertatap muka langsung ,Bagaimana wajahnya sekarang , bagaimana sikapnya
kalau bertemu langsung dll).
Meregangkan Hubungan ( Karena
kurangnya silaturahmi ).
Hilangnya Nilai-nilai Sopan Santun (
karena munculnya bahasa gaul )
Hilangnya Nilai-nilai kesusilaan (
Mudah meng Akses Situs Porno )
Efek Negative inilah yang bisa
melunturkan nilai-nilai etika tradisonal yang sejak dahulu dijalankan dan dipertahankan
oleh leleluhurnya.
2.
LINGKUNGAN SOSIAL
Lingkungan
Disini kaitanya dengan dunia pendidikan dan sosialisasinya dengan dunia luar,
diartikan bahwa semakin banyak pengetahuan yang didapat dari pendidikan atau
sosialisai dengan orang lain akan semakin merubah pola pikir dan nilai
tradisonalnya.
Contoh :
Emansipasi Wanita bahwa wanita
sederajat dengan pria , terapi kalau menurut adat istiadat / nilai tradisi
wanita kedudukannya tetapdibawah suami.
Lelaki Pakai Anting bahwasannya adat
istiadat mengajarkan bahwa yang dianting hanya wanita bukan pria, perubahan
prilaku ini berubah karena adanya faktor lingkungan dari luar terutama karena
pergaulan.
E.
Contoh perilaku yang melunturkan nilai-nilai tradisonal.
1. Proses Jual Beli
a. Model Kerja
Pada
teknologi modern masa kini, jual-beli dilakukan di mal -mal ataupun melalui
internet dengan menggunakan jasa paypal atau melalui transfer bank.Melalui HP,
seorang penjual dapat memesan barang ke distributor. Begitu pula seorang
pembeli dapat langsung memesan barang ke si penjual, TANPA BERTATAP MUKA SECARA
LANGSUNG.
b. Nilai Tradisonal yang Hilang
·
Tidak
adanya tawar menawar secara face to face dalam proses jual-beli, meski proses
itu tetap ada, namun tanpa bertatap muka.
·
Hilangnya
rasa saling mengenal (bagaimana wajahnya, bagaimana sikapnya saat bertemu
orang, tidak bisa kita ketahui bila tidak bertemu) dan silaturahim antara
pembeli dan penjual, dan ini merenggangkan hubungan.
·
Seorang
anak, merasa tidak perlu mudik Lebaran atau mudik liburan lainnya, toh dengan
HP dia bisa menelpon ibu dan bapaknya di kampung halaman. Silaturahim anak dan
orangtua menjadi jarang, bahkan renggang. Tidak ada sungkem, atau berwajah seri
kepada orangtua, kecuali harus dengan video conference.
c. Penjelasan Lebih Lanjut
Jaman
dahulu orang melakukan proses transaksi jual beli di pasar. Di sini terdapat
seni/tradisi jual beli yaitu saling tawar menawar. Karena kemajuan teknologi,
orang-orang mulai melakukan proses jual-beli di mal-mal atau bahkan melakukan
jual-beli di internet seperti menggunakan paypal atau sejenisnya. Dengan adanya
mal-mal, kita sudah kehilangan tradisi tawar menawar, karena di mal-mal
tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar. Apalagi dengan adanya paypal,
kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya paypal,
kita jadi tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual, yang otomatis pula,
kita sebagai penjual juga kita tidak bisa bertemu dengan pembelinya.
2.
Situs jejaring social social networking
a.
Model kerja
Pada
masa kini, orang-orang lebih mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan
situs jejaring social seperti facebook, twitter, friendster, dan lain
sebagainya.
b.
Nilai etika tradisional yang hilang
·
Orang
jadi lebih sering berada di dunia maya sehingga menyebabkan kepekaan terhadap
lingkungan sekitar yang merupakan dunia nyata di mana ia tinggal menjadi
berkurang.
·
Hilangnya
kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan
pornoaksi, karena identitas di sana bisa saja dipalsukan atau disembunyikan.
·
Lunturnya
etika berkata-kata secara sopan santun, karena munculkan bahasa-bahasa ‘gaul’
yang kadang kasar dan sulit dimengerti oleh orang lain.
·
Berkirim
pesan lewat facebook atau twitter atau yang lain, di sampng memang lebih cepat,
tapi esensi silaturahim dan saling berkunjung menjadi langka.
c.
Penjelasan Lebih Lanjut
·
Kepekaan
terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita
terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang
terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah
karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan
orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah
semua informasi ada di internet?bagaimana apabila tetangga atau orang di
sekitarnya mengalami masalah keuangan?apakah akan di “umbar” di
internet?bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?. Bisa saja
karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja
berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
·
Dengan
adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita
untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja
masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut,
tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai
pengguna/pemakai sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal
tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal
tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar